TEOH DAN TAN
Aku tak kenai pun mendiang Teoh Beng Hock.Dia pun tak kenai aku.Tan Boon Hwa pun tak kenai aku.Aku pun sama juga.Tapi kejadian ngeri kematian Teoh membuat aku kenai depa berdua.Kesian aku pada anak2 muda ini.Lebih2 lagi pada Teoh dah tamat tempoh hidupnya.Aku tak heran pada kematian,kerana setiap yang hidup pasti mati.Tapi mati bagaimana tu yang jadi persoalan.Bagaimana altantuya mati juga masih berdengung di kepala.Walaupun dia bukan suku sakat aku.Kalau dia didera, aku cukup benci pada perbuatan penderaan.Agama ku mengajar aku berkasihan belas sesama manusia dan juga pada binatang.Kasihan belas seorang pelacur pada seekor anjing dahaga diberi ganjaran surga oleh Allah.Itu semua orang tau.
Kebelakangan ini banyak sangat kes penderaan.Ada antara suami isteri,ada antara orang perbezaan politik,ada antara pelajar2 sekolah,ada di universiti2,ada di akedami tentera seperti yang berlaku di Kepala Batas beberapa tahun sudah.Bahkan diserata dunia.Ini menunjukkan dunia sudah karut dan tak tamaddun lagi.Ilmu perguruan yang aku perolehi mendidik aku benci pada setiap keganasan.Kita tak respect orang,bagaimana nak bagi orang respect kita ?
Di bawah aku sajikan satu sedutan yang berlaku dinegara jiran kita di sebuah institusi perguruan.Sila bacakan:…………..
Ku petik dari blog http://akhmadsudrajat.wordpress.com
Hari ini (16-07-2009) Kompas.com merelease berita tentang kegiatan Masa Orientasi Sekolah yang dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Masmur Pekanbaru. Dalam kegiatan MOS ini, para siswa baru, baik laki-laki maupun perempuan, dijemur di terik matahari hingga pukul 12.00 WIB. Mereka disuruh makan nasi sisa, dan ditendang kalau dianggap melanggar disiplin oleh seniornya. Para siswa disuruh berbaris di depan sekolah dan di dada mereka terpasang atribut yang bertuliskan nama-nama binatang. seperti: tikus, kampret, virus H1N1, tupai, hingga anjing. Selain itu, para siswa juga diwajibkan membawa macan-macam makanan mentah, petai, terung, dan lainnya. yang harus dimakan oleh mereka.
Aku tak kenai pun mendiang Teoh Beng Hock.Dia pun tak kenai aku.Tan Boon Hwa pun tak kenai aku.Aku pun sama juga.Tapi kejadian ngeri kematian Teoh membuat aku kenai depa berdua.Kesian aku pada anak2 muda ini.Lebih2 lagi pada Teoh dah tamat tempoh hidupnya.Aku tak heran pada kematian,kerana setiap yang hidup pasti mati.Tapi mati bagaimana tu yang jadi persoalan.Bagaimana altantuya mati juga masih berdengung di kepala.Walaupun dia bukan suku sakat aku.Kalau dia didera, aku cukup benci pada perbuatan penderaan.Agama ku mengajar aku berkasihan belas sesama manusia dan juga pada binatang.Kasihan belas seorang pelacur pada seekor anjing dahaga diberi ganjaran surga oleh Allah.Itu semua orang tau.
Kebelakangan ini banyak sangat kes penderaan.Ada antara suami isteri,ada antara orang perbezaan politik,ada antara pelajar2 sekolah,ada di universiti2,ada di akedami tentera seperti yang berlaku di Kepala Batas beberapa tahun sudah.Bahkan diserata dunia.Ini menunjukkan dunia sudah karut dan tak tamaddun lagi.Ilmu perguruan yang aku perolehi mendidik aku benci pada setiap keganasan.Kita tak respect orang,bagaimana nak bagi orang respect kita ?
Di bawah aku sajikan satu sedutan yang berlaku dinegara jiran kita di sebuah institusi perguruan.Sila bacakan:…………..
Ku petik dari blog http://akhmadsudrajat.wordpress.com
Hari ini (16-07-2009) Kompas.com merelease berita tentang kegiatan Masa Orientasi Sekolah yang dilaksanakan di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Masmur Pekanbaru. Dalam kegiatan MOS ini, para siswa baru, baik laki-laki maupun perempuan, dijemur di terik matahari hingga pukul 12.00 WIB. Mereka disuruh makan nasi sisa, dan ditendang kalau dianggap melanggar disiplin oleh seniornya. Para siswa disuruh berbaris di depan sekolah dan di dada mereka terpasang atribut yang bertuliskan nama-nama binatang. seperti: tikus, kampret, virus H1N1, tupai, hingga anjing. Selain itu, para siswa juga diwajibkan membawa macan-macam makanan mentah, petai, terung, dan lainnya. yang harus dimakan oleh mereka.
Pernyataan yang sangat janggal justru keluar dari salah seorang guru pembina setempat yang mengatakan bahwa kegiatan MOS seperti ini bertujuan untuk melatih disiplin siswa. Menyetrap siswa dengan cara dijemur sampai pukul 12.00 WIB dimaksudkan menguji ketahanan fisik. Sedangkan memakan petai mentah, untuk mengetahui sejauh mana siswa bisa beradaptasi dengan lingkungannya. (Sumber Kompas.com)
Andaikan berita ini benar adanya, tentunya kita patut prihatin, karena apapun dalihnya, bentuk kegiatan MOS yang bernadakan pelecehan martabat kemanusiaan jelas sangat bertentangan dengan hakikat pendidikan itu sendiri.
No comments:
Post a Comment